MODUL PENANGANAN KLIEN LANSIA DENGAN DEPRESI
Dampak dari kejadian tsunami dan gempa akan menyebabkan berbagai masalah dan dampak kesehatan bagi masyarakat di daerah bencana tersebut. Masalah dan dampak dari bencana tersebut dialami juga oleh para lansia. Salah satu masalah kesehatan yang teridentifikasi pada lansia adalah depresi.
Depresi bukanlah hal yang normal terjadi pada lansia walaupun depresi biasa terjadi pada lansia. Kira-kira tiga dari 100 orang lansia berusia diatas 65 tahun mengalami depresi. Angka ini akan meningkat pada lansia berusia 80 tahun atau lebih. Walaupun demikian penanganan depresi akan berhasil dilakukan dengan pengobatan, psikoterapi atau kombinasi keduanya secara tepat.
Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi.
Tanda dan gejala depresi antara lain:
- Sering mengalami gangguan tidur ( insomnia atau hipersomnia) , gangguan ini serinng disertai mimpi yang tidak menyenangkan.
- Sering kelelahan, lemas, kurang dapat menikmati kehidupan sehari-hari
- Kebersihan dan kerapihan diri sendiri diabaikan
- Cepat sekali menjadi marah dan tersinggung
- Daya konsentrasi rendah dan daya ingat menurun
- Pada pembicaraan sering sekali disertai dengan rasa pesismis atau perasaan putus asa (tidak ada gairah hidup)
- Berkurang atau hilangnya napsu makan sehingga berat badan menurun secara cepat
- Kadang dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh diri, adanya pikiran tentang kematian
- Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan hobi kreatifitas menurun, produktifitas juga menurun.
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
Melakukan pengkajian keperawatan pasien lansia dengan depresi
Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pasien lansia dengan depresi
Melakukan tindakan keperawatan dalam berbagai pendekatan tindakan keperawatan pasien lansia dengan depresi
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi.
B. Mengkaji Klien Lansia Dengan Depresi
1. Membina hubunga saling percaya dengan klien lansia
Untuk melakukan pengkajian pada lansiadengan depresi, pertama-tama saudara harus membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
Untuk dapat membina hubngan saling percaya, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
§ selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.
§ Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasuk menyampaikan bahwa saudara adalah perawat yang akan merawat pasien.
§ Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
§ Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.
§ Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut.
§ Bersikap empati dengan cara:
o Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan menunjukkan perhatian
o Bicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir dan menjawab
o Perawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik
o Bersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.
Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
“ Selamat siang pak, bu”!
“ Saya pak……, saya senang dipanggil pak…….., saya perawat dari puskesmas…… yang datang untuk merawat bapak/ibu”
“ Nama bapak/ibu siapa?”
“ Senang diapanggil siapa?”
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini”?
“ Saya mendapat tugas untuk merawat bapak/ibu”. “ Apakah bapak/ibu setuju”.
2. Mengkaji pasien lansia dengan depresi
Untuk mengkaji pasien lansia dengan depresi, saudara dapat menggunakan tehnik mengobservasi prilaku pasien dan wawancara langsung kepada pasien dan keluarganya. Observasi yang saudara lakukan terutama untuk mengkaji data objective depresi. Ketika mengobservasi prilaku pasien untuk tanda-tanda seperti:
Penampilan tidak rapi, kusut dan dandanan tidak rapi, kulit kotor (kebersihan diri kurang)
Interaksi selama wawancara: kontak mata kurang, tampak sedih, murung, lesu, lemah, komunikasi lambat/tidak mau berkomunikasi.
Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansia mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang labil, datar atau tidak sesuai, apakah lansia mempunyai ide untuk bunuh diri.
Bila data tersebut saudara peroleh, data subjective didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan skala depresi pada lansia (Depresion Geriatric Scale)
Latihan 2
Berikut ini merupakan percakapan untuk mengkaji skala depresi pada lansia. Dalam percakapan selalu diawali dengan menyebut nama perawat dan memamnggil nama pasien.
“ Bagaimana perasaan ibu pagi ini?”
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan ibu”
1. Apakah anda merasa nyaman dalam kehidupan ini? Ya/tidak
2. Apakah anda dapat mengalami penurunan dalam melakukan
aktivitas dan hobi? Ya/tidak
3. Apakah anda merasa hidup ini hampa? Ya/tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan? Ya/tidak
5. Apakah anda optimis terhadap masa depan? Ya/tidak
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi? Ya/tidak
7. apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu? Ya/tidak
8. Apakah anda sering merasa sendirian? Ya/tidak
9. Apakah anda lebih senang berada di rumah daripada Ya/tidak
keluar rumah dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10. Apakah anda mempunyai masalah dengan daya ingat? Ya/tidak
11. Apalah anda merasa senang hidup saat ini? Ya/tidak
12. Apakah anda merasa tidak berharga? Ya/tidak
13. Apakah anda besemangat saat ini? Ya/tidak
14. Apakah anda merasa orang lain lebih baik dari anda Ya/tidak
15. Apakah anda merasa orang lain lebih baik dari anda? Ya/tidak
Cara menilai:
Jika saudara menemukan 8 atau lebih jawaban yang di cetak hitam maka, hal tersebut mengindikasikan adanya depresi pada lansia.
Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa keperawatan:
Ketidak berdayaan
Risiko bunuh diri
Gangguan pola tidur
Latihan 3. Coba saudara rumuskan diagnosa keperawatan pasien lansia dengan depresi.
Dari data yang anda peroleh pada latihan 2, buatlah diagnosa keperawatan sesuai dengan data tersebut! Dokomentasikan dalam format daftar masalah keperawatan, diagnosa keperawatan.
C.Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pasien Lansia depresi dengan ketidakberdayaan.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia depresi meliputi tujuan untuk klien dan tujuan untuk keluarga.
Tindakan keperawatan untuk pasien:
Tujuan agar pasien mampu:
a. Berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya
b. Melakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya.
Tindakan
a. Beri kesempatan bagi pasien untuk bertanggungjawab terhadap perawatan dirinya
1) Beri kesempatan memilih tujuan perawatan dirinya
2) Beri kesempatan untuk menetapkan aktifitas perawatan diri untuk mencapai
tujuan.
b. Membantu pasien untuk melakukan aktivitas yang telah ditetapkan.
c. Berikan pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya
d. Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
e. Sepakati jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut secara teratur.
Latihan 4. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan depresi:
“ Ibu mau pilih yang mana? Apakah ibu mau latihan gosok gigi atau gunting kuku”
Jika pasien memilih gunting kuku:
“ Menurut ibu bagaimana cara-cara menggunting kuku?”
“ Baik sekali, ibu bisa menyebutkan cara untuk menggunting kuku
“Ibu mau gunting kuku sendiri atau dibantu oleh suster?”
“ Coba sekarang ibu menggunting kuku sendiri”
“ Bagus sekali, ibu dapat melakukannya”
“ Bagaimana perasaan ibu setelah menggunting kuku sendiri?”
“ Kapan lagi ibu mau menggunting kuku” Bagaimana kalau ibu menggunting kuku sekali seminggu”
“ Bagaimana kalau jadwal menggunting kuku kita masukkan dalam jadwal kegiatan ibu”
Tindakan untuk keluarga
Tujuan
Keluarga mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien.
Keluarga mampu membantu pasien mengoptimalkan kemampuannya.
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien
b. Bersama keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini
c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang masih dimiliki pasien
d. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
e. Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.
2. Tindakan keperawatan pasien Lansia depresi dengan risiko bunuh diri
Tindakan pada pasien.
Tujuan
a. Klien tidak membahayakan dirinya sendiri
b. Pasien mempunyai alternatif penyelesaian masalah yang konstruktif.
Tindakan
a. Diskusikan dengan pasien tentang ide-ide bunuh diri
b. Buat kontrak dengan pasien untuk tidak melakukan bunuh diri
c. Bantu pasien mengenali perasaan yang menjadi penyebab timbulnya ide bunuh diri
d. Ajarkan beberapa alternatif cara penyelesaian masalah yang konstruktif
e. Bantu pasien untuk memilih cara yang palin tepat untuk menyelesaikan masalah secara konstruktif.
f. Beri pujian terhadap pilihan yang telah dibuat pasien dengan tepat.
Latihan 5. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan depresi: Risiko Bunuh diri.
“ Pernahkah bapak/ibu berfikir untuk bunuh diri/ mrlukai diri sendiri?”
“ Apakah yang bapak/ibu rencanakan untuk dikerjakan?”
“ Apakah bpk/ibu memiliki cara untuk melaksanakan hal ini?”
“Apa yang menyebabkan ibu/bapak berfikir untuk bunuh diri/melukai diri?”
“Adakah hal-hal yang menyebabkan ibu tidak nyaman?”
“Suster senang sekali ibu dapat menceritakan perasaan ibu!”
“Menurut ibu/bapak, adakah cara lain yang lebih tepat untuk menyelesaikan masalah ibu/bapak, selain melukai diri?”
Jika ya, tanyakan:
“Coba bapak sebutkan cara tersebut!”
“Dapatkah bapak/ibu memilih cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut?”Bagaimana kalau suster menjelaskan cara penyelesaian masalah yang lebih tepat yang lain, seperti:
Secara spiritual, bapak bisa berdoa dan menyerahkan masalah bapak pada Tuhan YME, atau bapak bisa mengungkapkan masalah yang bapak hadapi dengan orang yang bapak percaya, selain itu bapak bisa melakukan aktivitas yang membuat perasaan bapak bahagia dan berguna seperti melakukan hobby bapak.
“Menurut bapak, kira-kira, cara mana yang mana yang ingin bapak latih untuk mengatasi masalah bapak!”
Tindakan untuk keluarga
Tujuan:
Keluarga mampu:
a. Mengidentifikasi tanda-tanda perilaku bunuh diri pasien
b. Menciptakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku bunuh diri
c. Membantu pasien menggunakan cara penyelesaian masalah yang konstruktif
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda perilaku klien saat muncul ide bunuh diri
b. Diskusikan tentang cara mencegah perilaku bunuh diri pada pasien
• Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien, singkirkan semua benda-benda yang memiliki potensi untuk membahayakan klien (benda tajam, tali pengikat, ikat pinggang, dan benda-benda lain yang terbuat dari kaca)
• Antisipasi penyebab yang dapat membuat pasien bunuh diri
• Lakukan pengawasan secara terus menerus
c. Anjurkan keluarga meluangkan waktu bersama klien
d. Mendiskusikan dengan keluarga koping positif yang pernah dimiliki klien dalam menyelesaikan masalah
e. Anjurkan keluarga untuk membantu klien untuk menggunakan koping positif dalam menyelesaikan masalah
f. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap penggunaan koping positif yang telah digunakan oleh klien.
3. Tindakan keperwatan pasien lansia gangguan pola tidur
1. Tindakan untuk klien
Tujuan :
a. Klien mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur
b. Klien mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
Tindakan :
a. Bersama klien mengidentifikasi gangguan pola tidur
b. Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan tidur
Kurangi tidur pada siang hari
Minum air hangat/susu hangat sebelum tidur
Hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca cola
Mandi air hangat sebelum tidur
Dengarkan musik yang lembut sebelum tidur
c. Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya
d. Berikan pujian jika pasien memilih cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tidurnya.
2. Tindakan untuk keluarga
Tujuan
a. Keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan pola tidur
b. Keluarga dapat membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan tidur
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala gangguan pola tidur pada pasien
b. Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang untuk memfasilitasi agar pasien dapat tidur.
D. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara lakukan, dapat dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga:
1. Ketidakberdayaan
Kemampuan pasien:
a. Berpartisipasi dalam menentukan perawatan diri
b. Melakukan kegiatan positif dalam menyelesaikan masalah
Kemampuan keluarga
a. mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
2. Risiko bunuh diri
Kemampuan pasien:
a. Mampu mengungkapkan ide bunuh diri
b. mengenali cara-cara untuk mencegah bunuh diri
c. Mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah yang konstruktif
Kemampuan keluarga:
a. Keluarga dapat mengenali tanda dan gejala awal perilaku bunuh diri
b. Keluarga menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku bunuh diri
c. Keluarga mampu membantu pasien dalam menetapkan cara-cara yang positif untuk mengatasi masalah
3. Gangguan pola tidur
Kemampuan klien:
a. Klien mampu mengungkapkan penyebab gangguan tidur
b. Klien mampu menetapkan cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tidur
Kemampuan keluarga:
a. Keluarga mampu mengidentifikasi penyebab gangguan tidur yang dialami pasien
b. Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang nyaman untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur pasien
c. Keluarga mampu membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan tidur
E. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
Latihan evaluasi
Coba saudara mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi mulai dari pengkajian sampai dengan menggunakan format yang telah disediakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar